Lalu seseorang berkata, ”Wahai
Amirul Mukminin, ada perbedaan antara khalifah dan raja. Khalifah hanya
mengambil berdasarkan yang hak dan meletakkannya pada yang hak.
Alhamdulillah, engkau demikianlah adanya. Sementara raja bertindak
semena mena terhadap orang orang, merampas harta dari si fulan dan
menyerahkan ke si fulan lainnya semaunya,” setelah mendengar itu Umar
terdiam.
Umar Ra bertanya kepada Salman Ra, “ Apakah aku ini seorang raja atau khalifah?”
Salman menjawab,” Jika engkau
memungut pajak dari hasil bumi kaum muslimin senilai satu dirham saja
atau kurang dari itu atau lebih, kemudian engkau peruntukkan pada yang
bukan haknya, maka engkau adalah seorang raja, dan bukan khalifah.
…..
Rasulullah SAW telah
meletakkan kepada manusia, sesuai perintah Allah SWT, mengenai syariat
dalam perkara harta benda, mustahil ditemui lebih adil dari sistem
Islam. Dengan berdasarkan kepada syariat Islam, maka harta benda
seseorang tidak akan dipungut Negara kecuali dengan jalan yang adil, dan
seseorang pun akan memiliki sesuatu harta benda dengan cara yang hak
dan adil pula.
Sebelum muncul syariat ini,
didunia tidak pernah muncul satu teori pun yang adil dan relevan untuk
mengatur perkara hak milik ini, tidak satupun dijumpai teori hukum yang
adil pula mengenai perpajakan.
Ketahuilah moto para pemerintah
sebelum Islam (Jahiliyah) adalah Pajak, sementara moto pemerintahan
Islam adalah Hidayah berupa optimalisasi zakat.
Dr Alfred J Butler menulis tentang pemerintahan Romawi di Mesir;
“Pemerintahan Romawi di Mesir tidak punya sasaran lain kecuali merampas harta benda milik rakyat untuk disajikan kepada penguasa sebagai harta rampasan. Tidak pernah terlintas dalam benak mereka untuk menjadikan pemerintahan sebagai sarana mewujudkan kemakmuran rakyat, meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, mendidik SDM nya atau memperbaiki urusan sumber sumber rezeki mereka. Corak pemerintahan orang orang asing yang hanya mengandalkan kekerasan dan tidak pernah mengenal rasa belas kasihan kepada rakyat yang dipimpinnya.”
Beliau juga menulis tentang
kondisi Persia selama dibawah dinasti Sassania, Para pemungut pajak itu
tidak jauh dari tipu daya dan merampas harta benda rakyat dalam menaksir
pajak pajak yang harus ditunaikan. Apa yang pernah dilakukan Kisra
Anussyirwan dalam merenovasi sistem keuangan pada zamannya, lebih
menguntungkan kepentingan keuangan istana daripada kepentingan
rakyatnya.
Rakyat jelata masih terus hidup
dalam kebodohan dan kemelaratan seperti sebelumnya. Terlebih lagi kaum
petani yang mengalami penderitaan dan kesengsaraan yang kelewat batas.
Para petani tidak diizinkan pindah dari ladang ladang kaum bangsawan,
dipekerjakan dengan kecil, serta dibebani semua pekerjaan berat.
Begitulah bila pajak
diberlakukan untuk kaum Muslimin, sebagai salah satu indikasi dan
memperjelas bahwa siapakah pemimpin itu adalah berperan sebagai Khalifah
Allah atau hanyalah seorang raja, seperti raja raja yang telah berlalu
tanpa memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyatnya.
source : http://www.atjehcyber.net/2012/07/siapakah-pemimpin-anda-raja-atau.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar